Ada banyak hal yang saya ingin ceritakan lewat tulisan saya di tahun 2012 ini, dan kalau diingat sudah banyak hal yang saya lalui apalagi dengan Myasthenia Gravis yang saya derita.
Memasuki tahun 2012
saya mulai mengulangi kesalahan saya lagi, semangat untuk bekerja dan seperti orang-orang normal lainnya membuat saya melupakan MG yang ada di tubuh saya ini, walaupun saya rutin dalam minum obat mestinon (obat untuk MG) tapi saya tidak menjaga kondisi mental dan fisik saya .Dimulai Januari 2012 ,
saya merasakan kelelahan yg semakin lebih setiap malamnya. Dada berasa sesak untuk bernafas, mungkin karena saya rutin minum mestinon yang membuat saya tidak terlalu peduli dengan keadaan saya saat itu. Saya terus melakukan rutinitas saya, cukup padat dan bisa dibilang yang sehat juga akan kelelahan melakukannya. Saya sadar itu melelahkan tapi tidak ada pilihan buat saya, saya tidak mungkin meninggalkan orangtua dan martua saya ditambah masa depan keluarga saya.Februari 2012
saya mulai aktif lagi bekerja dan beraktifitas setelah sebelumnya saya sempat drop diakhir tahun 2011, saya ingin mengembangkan diri saya, ingin maju dan lebih lagi dalam karir yang sedang saya tekuni saat ini. Tapia pa daya tubuh ini tidak bisa bekerja sama walaupun sudah ditopang dengan mestinon. Setiap malam tubuh rasanya lelah sekali dan rasanya susah bernafas, jujur saya merasa bersalah dengan istri saya, setiap malam dengan sabarnya memijit kaki dan tangan saya sampai saya tertidur.Maret 2012,
adalah puncaknya saya dalam bekerja, smakin hari smakin berat rasanya tubuh ini padahal saya sedang memulai semuanya untuk karir saya. Cuaca smakin tidak bersahabat membuat kondisi saya smakin lelah, saya tidak berani bercerita banyak kepada istri saya tentang kondisi saya yg smakin memburuk, jujur saya merasa bersalah sekali dengan istri saya, bukan kebahagiaan yang saya beri tapi saya selalu menyusahkan. Ini jadi motivasi saya selama ini yaitu ingin membahagiakan semuanya.Malam hari pukul 10 malam,
tepat setelah kami ingin beristirahat, kondisi tubuh saya semakin melemah. Lelah luar biasa, saya pun tidak sanggup untuk mengontrol tubuh saya ini sampai akhirnya tubuh saya ini kram dan reaksinya seperti orang kejang-kejang. Saya berusaha menenangkan istri saya dan berusaha untuk melewati kondisi saya ini. Sekujur tangan dan kaki mengeras hingga otot-otot di kepala dan mata. Sakit luar bisasa saya rasakan hingga pukul 12 malam saya menyerah dan berkata ingin ke RS. Kepanikan melanda istri saya dan saya merasa kasihan kepadanya.Kakak ipar mulai di telepon dan teman-teman gereja mulai di telepon untuk dimintai tolong. Semua masih jauh dan saya mersa sakit sekali, mulai merasa menyerah untuk bertahan.
1 jam kemudian tibalah taxi di rumah kami, saya merasakan sakit dan sudah tidak kuat lagi sementara teman-teman gereja diarahkan langsung ke RS.
Saya kagum dengan ketenangan istri saya dan semakin bersyukur Tuhan melengkapi diriku ini dengan istriku. Mobil takxi melaju dengan cepatnya dan beberapa lama sampailah kami di RS saya digotong untuk dimasukan ke UGD.
Di UGD para dokter dan suster berusaha untuk menginfus saya tapi tidak berhasil. Semua kebingungan harus melakukan apa untuk diri saya ini. Saya didiamkan selama 1 jam lebih sampai akhirnya istri saya menelepon dokter yang biasa menangani saya untuk menanyakan harus melakukan apa.
Dokter pun menelepon perawat yang ada dan penanganan untuk saya segera dilakukan. Penyiksaan bagi saya atas penanganan tersebut, sakit demi sakit saya lalui, tapi ada 1 keinginan dan semangat saya untuk segera melewati saat seperti ini. Akhirnya masa kristis saya pun lewat, ada 2 selang di hidung saya membuat pagi hari saya terasa tidak nyaman.
Thank u for the sharing.. God bless us all..very inspiring
ReplyDelete